Rabu, 03 Februari 2010

TEKNIK PERAWATAN DAN PERBAIKAN


BAB I
TEKNIK PERAWATAN DAN STRATEGI PERAWATAN

1.1 Pengertian Teknik Perawatan
Teknik Perawatan adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna/optimum.

1.2 Strategi Perawatan
Strategi perawatan secara umum yang diterapkan pada era dewasa ini antara lain (lihat gambar 1.1) :
Breakdown maintenance
Scheduled maintenance (Perawatan terjadwal)
Predictive maintenance (Perawatan prediktif).
1.2.1 Breakdown Maintenance
Breakdown maintenance merupakan strategi perawatan dengan cara mesin dioperasikan hingga rusak kemudian baru diperbaiki.
Kelemahan: biaya tinggi, kehilangan produksi, keselamatan kerja tak terjamin, kondisi mesin tidak dapat diketahui, tidak dapat merencana waktu, tenaga serta biaya.
Strategi ini cocok untuk mesin/peralatan yang sangat sederhana.
1.2.2 Perawatan Terjadwal
Perawatan ini merupakan strategi yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut yang dilakukan secara periodik dalam rentang waktu tertentu.
Rentang waktu perawatan ditentukan berdasarkan pengalaman atau rekomendasi dari pembuat mesin yang bersangkutan.
Kekurangannya, jika rentang waktu perawatan terlalu pendek akan mengganggu waktu produksi dan dapat meningkatkan resiko kesalahan yang timbul karena kekurangcermatan teknisi dalam memasang kembali komponen yang diperbaiki.
Kekurangannya, jika rentang waktu terlalu lama kemungkinan mesin akan mengalami kerusakan sebelum tiba waktu perawatan.
1.2.3 Perawatan Prediktif (Bagian dari Preventive)
Perawatan prediktif adalah suatu strategi perawatan yang didasarkan atas kondisi mesin itu sendiri dengan cara melakukan pemeriksaan atau monitoring secara rutin.
Monitoring artinya menentukan kondisi dengan cara memeriksa mesin secara rutin.

1.3 Tingkat Kritis Suatu Mesin
Semakin tinggi tingkat kritis suatu mesin maka harus semakin intensif dalam melakukan perawatan mesin, supaya tidak menimbulkan kerugian baik moril maupun materiil yang lebih besar.
Misal : Satu mesin/pesawat tenaga melayani produksi dengan proses aliran tunggal, jika mesin tersebut rusak maka produksi akan berhenti. (Tingkat kritisnya tinggi thd produksi).
Hal-hal yang menyebabkan mesin mempunyai tingkat kritis yang tinggi diantaranya :
1. Instalasi/mesin dengan investasi tinggi;
2. Instalasi dari mancanegara;
3. Instalasi yang tua;
4. Perencanaan dengan target;
5. Keamanan dan keselamatan;
6. Aset

1.4 Metode Monitoring Kondisi Mesin.
Beberapa metode monitoring diantaranya :
1.Monitoring visual; artinya menaksir atau menentukan kondisi mesin dengan cara menggunakan kemampuan panca indera yang meliputi; rasa, bau, pandang, dengar, dan sentuh.
Alat yang sering digunakan : mikroskop (melihat partikel yang sangat kecil), boroscope/fiberscope (melihat bagian/komponen yang letaknya sulit dilihat secara langsung, fotografi (membuat dokumen gambar).
2.Monitoring minyak pelumas; memantau masuknya kotoran atau kontaminan kedalam sistem pelumasan.
Ada beberapa teknik monitoring minyak pelumas diantaranya :
a. Tes viskositas; yaitu memeriksa perubahan
viskositas pada minyak pelumas. (Viskometer)
b. Tes perhitungan partikel (particle counting test);
Tujuannya untuk mengetahui jumlah partikel tertentu
dalam minyak pelumas atau minyak hidrolik.
Partikel yang dapat dideteksi berukuran 1, 5,10,15, 25, 50, 75, 100 mikron.
Jumlah partikel yang terdapat pada minyak pelumas kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan. (alatnya : Particle Counter Analysis).
c.Tes kuantifair partikel (particle quantifier test);
Untuk menentukan konsentrasi geram pada minyak
pelumas.
Konsentrasinya dinyatakan dalam bilangan dan disebut
indek PQ (particle quantifier index).
Alatnya : Particle Quantifier Test.
d. Tes butiran/geram keausan (wear debris test);
Untuk mengetahui unsur-unsur kimia yang terdapat pada minyak pelumas yang dinyatakan dengan ppm (part per- million).
Unsur-unsur yang diukur misalnya : Fe, Al, Si, Mn, Cu, Ca
dan lainnya dibandingkan dengan standar yang ada.
Alatnya : Spectrometric Oil Analysis.
e. Test bilangan keasaman (TBN test); untuk mengukur alkalin yang terdapat pada minyak pelumas.
Minyak pelumas mesin disesuaikan dengan kandungan
belerang bahan bakar yang digunakan.
f. Tes ferografi (Ferrography test); untuk mengetahui bentuk dan kuantitas geram keausan baik yang megnetik maupun yang para magnetik.
Tes ferografi terdiri dari :
* Ferografi pembacaan langsung; geram pada minyak pelumas diendapkan pada tabung kaca yang dilengkapi dengan sensor optik.
Sensor yang satu mengukur densitas partikel besar per-milliliter dan sensor yang lain mengukur densitas partikel kecil.
* Ferografi analitik; geram pada minyak pelumas diendapkan pada ferogram kemudian dilihat dan diukur dengan menggunakan mikroskop.
g. Tes gelembung (bubble test); untuk mendeteksi adanya kontaminan cair dari bahan bakar maupun air pada minyak pelumas, dengan cara diteteskan di atas piringanpanas.
Jika minyak pelumas terkontaminasi air atau bahan bakar pada piringan akan timbul gelembung.
3. Monitoring Kinerja; dengan cara memantau temperatur, tekanan, debit, kecepatan, torsi, tenaga dan lain-lain.
Hasil pantauan dibandingkan dengan spesifikasi mesin.
(Contoh : Turbin Propulsi; daya poros, laju aliran bahan bakar, temperatur gas masuk/keluar turbin, Laju aliran udara masuk kompresor)
4. Monitoring Geometris; untuk mengetahui penyimpangan geometris yang terjadi pada mesin.
Monitoring geometris meliputi : kedataran (levelling), kesebarisan (aligment), kesejajaran (paralellisme) dan sebagainya.
5. Monitoring Getaran; yaitu memeriksa dan mengukur parameter getaran secara rutin dan terus menerus.
Alatnya : Vibrator test

1.5 Metode Analisis
Setelah dilakukan monitoring perlu dilakukan analisis, dengan
metode :
1.Analisis kecenderungan; untuk menentukan kondisi mesin
hasil parameter monitoring dibandingkan dengan hasil
sebelumnya dan sesudahnya.
Prinsip analisis tersebut menggunakan prinsip kurav bak
mandi (bath-tub curve). Lihat gambar 1.4
Tabel 1.1 Pemilihan Metode Monitoring
TEKNIK PERAWATAN MESIN INDUSTRI
PENGGUNAAN PERKAKAS TANGAN
PENGGUNAAN KUNCI PAS
Pilihlah ukuran kunci pas yang sama dengan ukuran mur atau kepala baut.
Masukan mur atau kepala baut ke dalam mulut kunci pas.
Posisi batang kunci harus tegak lurus Terhadap sumbu mur atau kepala baut.
Pegang kunci pas dengan cara yang benar dan aman.
Putar ke arah mengencangkan atau mengendorkan sesuai kebutuhan.
Hindari menambah panjang kunci pas dengan pipa atau memukul dengan palu karena akan merusak mur atau kepala baut maupun kunci pas.
Hindari penggunaan kunci pas yang ukurannya atau posisinya miring; karena akan merusak mur atau kepala baut.
Hindari penggunaan kunci pas yang sudah rusak; karena akan slip saat diputar dan dapat menimbulkan kecelakaan.
Bila ruang gerak kunci pas sempit, gunakan mulut yang bersudut 150.
Putar kunci pas hingga menyentuh bagian yang membatasi ruang gerak.
Kemudian balik kunci pas,putar lagi hingga menyentuh.
Lakukan berulang-ulang hingga mur/kepala baut kencang atau terbuka.

PENGGUNAAN KUNCI RING
Ambil kunci ring yang ukurannya sama dengan mur/kelapa baut.
Masukan mur/kepala baut ke dalam kunci ring dengan baik, pegang batang kunci ring dan putar ke arah yang diinginkan.
Hindari penggunaan kunci ring yang sudah rusak atau yang tidak sesuai ukurannya.
Juga jangan menyambungnya dengan pipa atau dipukul dengan palu besi.
Kecuali kunci ring jenis pukul, boleh dipukul pada bagian ujung yang memang dirancang untuk dipukul.
Sebaliknya gunakan kacamata saat memukulnya.
Untuk jenis kunci ring-pas, bagian ring digunakan untuk membuka, bagian pas untuk mengencangkan.
Maksudnya agar lebih efesien. 

PENGGUNAAN KUNCI INGGRIS
Kunci Inggris digunakan sebagai pengganti kunci pas atau kunci ring.
Oleh karena rahangnya dapat disetel sesuai kebutuhan, disebut juga kunci universal.
Jangan menggunakan kunci Inggris selama kunci pas atau kunci ring masih dapat digunakan.
Karena kunci Inggris salah satu rahangnya bergerak.
Cara penggunaan kunci Inggris :
Pilih kunci Inggris yang sesuai;
Buka mulutnya hingga lebih lebar dari ukuran mur/kepala baut;
Masukan mur/kepala baut ke dalam mulut kunci Inggris
* Katupkan rahang gerak hingga menjepit
mur/kepala baut;
* Setelah posisinya tepat, putar gagang-
nya ke arah yang benar.
Arah putaran yang benar adalah ke arah mengencangkannya rahang gerak.
Bila arahnya terbalik maka rahang gerak tertarik, lentur dan bisa slip.
Gambar A betul, karena rahang tetap kena gaya tarik dan rahang gerak kena gaya tekan sehingga mengencang.
Gambar B salah, karena rahang tetap kena gaya tekan dan rahang gerak kena gaya tarik sehingga menjulur keluar, lentur dan membahayakan.

PENGGUNAAN KUNCI SOK
Kunci sok digunakan bila mur/baut yang akan dibuka/dikencangkan letaknya masuk/terkurung bagian lain sehingga tidak dapat menggunakan kunci pas, ring maupun kunci Inggris.
Hindari penggunaan sambungan kunci sok lebih dari satu.
Gunakan sambungan yang panjangnya sesuai.
Sambungkan engkol (speed handle) digerakan dengan dua tangan, biasanya untuk memutar mur/baut yang sudah / masih kendor, sehingga lebih cepat.
Hindari penggunaan soket yang salah, misalnya :
- Ukuran terlalu besar;
- Soket segi 12 untuk kepala baut/mur
segi empat.
Soket segi 12 untuk kepala baut/mur segi enam.
Soket segi 8 untuk kepala baut/mur segi empat
Kunci sok panjang, terbuat dari pipa baja biasanya disebut kunci busi.
Penggunaannya bila letak/posisi mur / kepala baut tidak dapat dijangkau oleh kunci pas atau kunci ring.
Misalnya di dalam celah atau di dalam lubang.
Pemegangannya dengan dua tangan.
Pada umumnya kunci ini digunakan untuk membuka/memasang busi.
Akan tetapi jangan digunakan bila sudah rusak, seperti : segi enamnya sudah membulat dan pojok-pojoknya retak / pecah, sebab akan slip bila diputar.

PENGGUNAAN KUNCI L
Kunci L digunakan untuk memutar kepala baut inbus yang berlubang segi enam.
Ukuran diambil dari jarak penampang bidang rata dari segi enam.
Sebelum menggunakan kunci L, periksa dulu lubang segi enamnya.
Bila kotor, harus dibersihkan dulu; sebab kalau tidak, kunci L kurang dalam masuknya sehingga pangkaitan kurang kuat.
Dalam Penggunaan kunci L hindari :
- Penggunaan kunci L yang ujungnya
sudah aus;
- Lubang segi enam kepala baut yang
sudah rusak/aus;
- Menyambung kunci L dengan pipa.
Kunci L ada yang ujungnya sibuat bola gunanya untuk memutar baut yang sulit dijangkau. Karena kunci ini dapat di -gunakan dengan kemiringan sampai 200
 
PENGGUNAAN KUNCI PIPA
Cara menggunakan kunci pipa “stillson” adalah :
- Pilih kunci yang sesuai;
- Buka mulutnya hingga melebihi diameter pipa, dan jepitkan ke pipanya;
- Putar gagang kunci pipa tersebut ke arah yang benar.
Arah putaran yang benar adalah bila di -putar, gigi pada rahang menggigit pipa sehingga mengikat. Bila terbalik maka akan lepas.
Untuk pipa yang relatif kecil, penjepitnya jangan terlalu kebelakang. Sebab tidak ada gigi maka akan slip.
Majukan lagi sehingga tergigit oleh gigi-gigi.
Untuk kunci pipa yang berbentuk tang atau tang pipa penggunaannya sama saja, hanya biasanya untuk beban yang ringan-ringan.
Lebar pembukaan mulutnya dapat disetel dengan memindah posisi pena sesuai kebutuhan.
Penggunaan kunci pipa rantai; rantai di -belitkan pada pipa kemudian dikaitkan pada penumpu rantai yang terletak di -ujung batang kunci.
Selanjutnya batang kunci diputar ke bawah. Bila putaran terbalik akan slip.
Penggunaan kunci pipa-dalam adalah :
- Pilih kunci yang sesuai dengan lubang pipa;
- Masukan kunci ke dalam lubang pipa.
- Putar tangkai kunci dengan kunci pas
hingga kartel tengan menekan dinding
pipa.
Karena poros eksentrik, maka bila
poros diputar kunci mengembang dan
membawa putar pipa;
- Untuk melepas kunci ini, putar ke arah
berlawanan kira-kira ¼ putaran.
Gunakan kunci pas untuk memutarnya.

PENGGUNAAN KUNCI KAIT
Penggunaan Kunci kait pena adalah :
Lubang harus bersih, dan ukuran kunci harus sesuai.
Setelah pena dimasukan tepat, putar tangkai- nya ke dalam.
Kunci kait normal, mempunyai pengait persegi untuk membuka mur/ring yang beralur persegi.
Cara penggunaannya sama dengan kunci kait pena.
Penggunaan Kunci Kait muka adalah :
Ukuran kunci harus sesuai, lubang bersih, penempatan pena tepat kemudian baru di-putar ke arah yang dikehendaki.
Penggunaan Kunci Kait socket adalah :
- Ukuran kunci harus sesuai;
- Kaitkanrahang kunci pada rahang mur
dengan baik;
- Putar kunci ke arah yang dikehendaki.
PenggunaanKunci Kait “fleksibel” adalah :
Tinggal buka kaki-kakinya hingga pas dengan lubang pada mur, masukan dengan tepat lalu putar.
Bentuk Kunci fleksibel lain; cara penggunaanya sama dengan kunci kait normal.
Tinggal memasukan kaitannya, dan putar ke dalam.

PENGGUNAAN KUNCI MOMEN
Penggunaan kunci momen busur adalah :
Setelah socket dimasukan kemur/ kepala baut dengan benar, putar gagang kunci hingga jarum menunjuk pada skala yang dikehendaki.
Penggunaan kunci momen jarum adalah :
Pembacaan besar momen yang terjadi, langsung pada jarum penunjuk angka berapa dan satuan momen dalam kgm atau Nm
Penggunaan Kunci momen Otomatis adalah :
- Kunci disetel dulu sesuai ukuran mur/baut;
- Cara menyetel lihat gambar :
1. Tarik pegangan ke belakang penuh;
2. Putar pegangan tersebut ke angka yang
dikehendaki;
3. Dorong lagi pegangan ke depan dan kunci.
Saat menggunakan, dengarkan bunyi tanda sudah kencang.
Bunyi tersebut timbul bila kekencangan sudah terpenuhi sesuai penyetelan.
Bunyi hanya sekali.

PENGGUNAAN OBENG
Hindari penggunaan obeng yang :
- Tangkainya sudah pecah;
- Ujungnya sudah radius atau patah/retak/ gompel.
Hindari penyalah gunaan obeng, misalnya untuk menusuk atau melubangi dan di pukul. Kecuali memang obeng dirancang untuk di pukul.
Gunakan obeng dengan cara yang benar.
Untuk obeng “minus” ujung dari obeng harus tepat ukurannya ke dalam alur kepala baut / skrup.
Untuk alur kepala baut/skrup yang berbentuk “plus”, jangan gunakan obeng “minus”, melainkan gunakan obeng “plus” juga yang sesuai ukuran dan jenisnya.
Hindari cara menggunakan obeng seperti gambar bawah, karena berbahaya sekali.
Bila obeng meleset, maka tangan akan ter -tusuk ujung obeng.
Sebaiknya letakan benda kerja di atas meja atau landasan lain, atau kalau perlu dijepit menggunakan ragum.
Untuk penggunaan obeng yang besar, guna -kan kunci pas untuk memutar sedang tangan satulagi untuk menekan.
Obeng besar biasanya badannya berpenam -pang segi empat atau segi enam.
Penggunaan Obeng Ketok, yang harus di -perhatikan adalah jenis obengnya (+/-) dan arah putaran yang diinginkan disetel pada tangkainya ke arah R atau L.
R :Kekanan untuk mengencangkan.
L : Kekiri untuk mengendorkan.
Tepatkan ujung obeng pada alur kepala baut, tekan tangkai obeng dengan tangan kiri lalu pukul ujungnya dengan palu besi.
Obeng berputar pada saat dipukul.
Penggunaan Obeng Bengkok adalah :
Satu tanganuntuk menekan, satunya lagi untuk memutar.

PENGGUNAAN TANG
Penggunaan tang kombinasi diantaranya :
1. Untuk memegang/membengkokan pelat-pelat, besi-besi strip atau kawat-kawat
2. Untuk memegang/memutar benda silindris /
pipa-pipa
3. Untuk memotong kawat atau paku.
Hindari penggunaan tang :
Untuk memukul
Untuk membuka/mengencangkan mur/baut.
Penggunaan tang bulat, untuk membengkokkan kawat menjadi lingkaran.
Jepit ujung kawat pada diameter yang sesuai
dengan yang diperlukan, kemudian putar
sehingga membentuk lingkaran.
Penggunaan tang sejajar adalah :
Untuk memegang pelat-pelat yang agak tebal
sehingga penjepitan kuat.
Tang telepon :
Untuk memegang, membengkokan atau me-
motong kawat-kawat telepon (kabel)
Tang radio
Untuk perakitan komponen-komponen
elektronik; dilengkapi dengan pemotong
kawat.
Tang potong :
Untuk memotong kawat-kawat atau juga
kabel-kabel yang berukuran relatip kecil.
Ada tang potong sisi dan tang potong ujung.
Tang ring luar (lurus/bengkok)
Untuk pemasangan snap ring luar juga untuk
pelepasan.
Tang ring dalam
Untuk pemasangan atau pelepasan snap ring
Dalam.
Tang catut
Untuk mencabut paku, caranya :
- Cekam leher paku, posisi tang tegak
- Putar tang hingga paku tercabut.
Tang pipa
Untuk pengerjaan pipa-pipa yang kecil.
Tang pencekam
Biasanya digunakan untuk penyetelan pada
proses pengelasan.
Tang ini bisa menjepit sendiri.
Cara penggunaannya :
1. Setel lebar bukaan rahang sesuai tebal
pelat yang dijepit dengan memutar baut penyetel.
2. Penyetelan yang pas adalah :
Saat digunakan, tang dapat mencekam dan
mengunci sendiri.
Kekecangan pencekaman diatur lewat baut
Pengatur.
Untuk melepas benda kerja dari jepitan dengan cara :
Tekan lidah yang berada di penarik bawah.
Tang pengupas isolasi, penggunaannya
1. Setelah lebar lubang sesuai besar kawat
kabel yang akan dipotong dengan memutar baut penyetel.
2. Masukan ujung kabel sepanjang yang di-
kehendaki kedalam jepitan.
3. Tekan gagang tang sehingga ujung kabel
terjepit dan terpotong isolatornya,
kemudian tarik tang sehingga isolator ter-
kelupas.
Tang pembengkok kawat
Untuk membentuk kawat atau pelat menjadi
lengkungan “U”
Tang mini
Untuk alat-alat elektronika;
Untuk perakitan, pemyetelan dan pelepasan komponen-komponen elektronika.
Tang mur
Untuk memutar kur atau kepala baut yang
tidak memerlukan kekuatan.
Penggunaan tang terminal kabel
Masukan ujung kabel yang sudah terkelupas kedalam terminal;
Masukan terminal kedalam alur tang yang sesuai;
Tekan tang, maka kawat akan tersambung dengan terminal, tanpa menyolder.
Pinset
Untuk memegang komponen-komponen yang
kecil-kecil; misalnya komponen-komponen
elektronika, jam dan sebagainya.
Pinset ada juga yangdilengkapi dengan kaca pembesar, biasanya untuk melihat benda yang kecil-kecil sekali.

PENGGUNAAN PALU
Sebelum menggunakan palu periksa kondisi
palu terlebih dahulu.
Gagang yang retak akan mengakibatkan palu
patah pada saat digunakan.
Kepala palu yang terpasang tidak kuat akan
mengakibatkan kepala palu lepas pada saat
digunakan dan membahayakan diri sendiri/
orang lain.
Posisi pemegangan palu terletak pada ujung tangkai pemegang dan palu digenggam oleh tangan. Ibu jari dan jari-jari yang lain menangkup pada ujung tangkai. Tempat yang dipukul terhadap sumbu kepala palu harus tegak lurus.
Pemukulan tergantung dari besarnya palu yang digunakan dan jenis pekerjaan.
Untuk pemukulan ringan, gerakan palu sebatas pergelangan.
Untuk pekerjaan sedang gerakan tangan sebatas siku.
Untuk pekerjaan berat dan menggunakan palu besar, tangan bergerak hingga sebatas bahu agar pukulan kuat dan keras.
Kadang-kadang kedua tangan digunakan memegang palu yang besar dan panjang pada pekerjaan khusus seperti menempa, memecah batu dll.
Pemasangan pasak pada sumbu kepala palu harus miring, agar tangkainya menekan ke semua dinding lubang kapala palu.
Bersihkan palu sebelum digunakan.
Tangkai pemegang tidak boleh licin karena oli, gemuk atau bahan licin lainnya.
Gunakan kaca mata pada saat menggunakan palu karena serpihan-serpihan kecil dari benda yang dipukul sewaktu-waktu dapat melesat mengenai mata.

PENGGUNAAN GERGAJI LOGAM
Sebelum menggergaji, daun gergai harus ditegangkan terlebih dahulu dengan memutar mur pengencang yang terdapat pada ujung bingkai, bila kendor penggergajian akan menyimpang dan gergaji bisa patah.
Dalam menggergaji posisi tubuh sama seperti posisi mengikir. Bingkai gergaji dipegang dengan kuat.
Gerakan pada proses penggergajian harus lurus dankuat, naikan sedikit gergaji pada saat bergerak ke belakang.
Sebelum memulai pemotongan, buat alur dengan kikir segitiga pada garis yang akan digergaji. Letakan gergaji pada alur tersebut dan dimiringkan ke muka ± 100. Tekanan yang tidak cukup pada pemotongan akan me-nyebabkan gigi-gigi gergaji menggosok benda kerja dan tumpul.
Pada saat menggergaji perhatikan :
Paling sedikit 2 atau 3 gigi yang menempel /
mengenai permukaan benda yang dipotong.
Menggergaji sisi yang tajam akan menyebab-
kan patahnya gigi-gigi gergaji.
Benda kerja yang tipis harus dipotong dengan posisi mendatar / tidak dimiringkan.
Pada saat menggergaji gunakan oli pemotong an/pendingin bilamana perlu.
Setelah selesai dipakai, gergaji dikendorkan lagi agar aman terhadap perubahan suhu.

PENGGUNAAN KIKIR
Memasang tangkai kikir.
Pemasangan tangkai kikir harus kokoh dan
lurus. Hindari pemakaian gagang kikir yang
pecah atau retak
Hindari pemasangan tangkai kikir yang salah, sebab akan membahayakan orang yang memasangnya.
Melepas tangkai kikir
Melepas tangkai kikir dilakukandengan cara
memasukan kikir diantara rahang ragum
(tidak dijepit) sampai tangkai kikir menyentuh
rahang kemudian kikir dihentakan ke bawah.
Cara memegang kikir
Tangan kanan menggenggam gagang kikir.
Sedangkan telapak tangan kiri dan ibu jarinya
diletakan di atas ujung kikir. Jari-jari yang
lain menjulur keluar dari ujung kikir dan tidak
menggenggam.
Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup oleh ibu jari dan jari-jari lainnya.
Membersihkan gigi kikir
Untuk membersihkan gigi-gigi kikir dariberam yang menempel, digunakan sikat baja khusus untuk kikir.
Arah penyikatan tidak boleh terbalik, bolak balik atau melintang karena akan merusak sikat.
Bila ada beberapa beram yang menempel kuat, untuk membersihkannya digunakan lempeng-kuningan.
Gosok-gosok dahulu lempeng kuningan hingga terbentuk gerigi, kemudian gerigi tersebut digunakan untuk menyodok beram.
Pada saat menyimpan kikir; kikir-kikir tersebut tidak boleh saling tumpang-tindih karena akan merusak gigi-gigi kikir.

PENGGUNAAN PAHAT TANGAN
Cara memegang pahat tangan tergantung dari
besar pahat.
Pahat kecil dengan dua jari
Pahat sedang dengan lima jari
Pahat besar dengan digenggam
Posisi badan saat memahat disesuaikan dengan tempat kerja sehingga leluasa untuk melakukan pematahan.
Gunakan kaca mata dan tabir pelindung sebagai pengaman.
Untuk mempertajam kembali sisi potong, pahat harus digerinda.
Penggerindaan awal pahat dipotong oleh bagian lengkung batu gerinda.
Penggerindaan akhir dilakukan pada samping/ muka batu gerinda untuk memperoleh sudut baji yang diminta.
Kepala pahat akan mengembang pada saat digunakan akibat pemukulan; pengembangan dari kepala pahat dapat merubah arah ketika dipukul dan membahayakan keselamatan kerja.
Untuk memperbaikinya kepala pahat harus di-gerinda. 

PENGGUNAAN PAHAT LAMAK
Melamak bidang datar dengan cara didorong.
Tangan kanan menggenggam tangkai pahat,
tangan kiri memegang badan pahat pada
jarak ± ¼ panjang badan pahat diukur dari
ujung pahat.
Posisi dan ketinggian tubuh diatur agar benda kerja tetap berada dibawah pusat tekanan tangan bila badan di condongkan.
Posisi benda kerja terlalu tinggi/rendah, me-
nurut pengalaman, terbukti cukup melelah –
kan.
Mengerinda dan mengasah pahat lamak
bidang datar :
Dorong pahat ke arah roda gerinda secara ringan.
Ujung pahat tidak boleh terlalu panas / berubah warna (celupkan ke dalam cairan pendingin).
Gerakan tangkai pahat kekiri-kekanan untuk membentuk pada sisi potong pahat.
Asah ujung pahat dengan cara diayun pada batu asah yang dilaburi dengan oli pemotong.
Untuk pengasahan akhir gunakan batu asah
struktur halus dengan tekanan ringan dan
pengasahan dilakukan pada posisi direbah-
kan.
Melamak bidang datar dengan cara ditarik.
Kedua tangan memegang tangkai pahat dan
ujungnya menumpu pada bahu.
Jarak antara tumpuan, genggaman tangan
dan badan pahat menentukan besar kecil
tekanan pada sisi potong pahat.
Melamak bidang lengkung.
Posisi tangan kanan sama dengan posisi pada saat mengikir.
Tangan kiri memegang badan pahat lamak.
Ketinggian bidang lengkung sedikit di ataspinggang untuk efesiensi tenaga.
Posisi berdiri yang salah akan cepat me-nguras tenaga.
Menggerinda dan mengasah pahat lamak bidang lengkung :
Pahat menumpu pada kepalan tangan dan di-
geser/meluncur antara ibu jari dan jari telun-
juk dengan tekanan ringan saat tangkai di-
gerakan untuk membentuk lengkungan.
Pengasahan dilakukan dengan maju-mundur sementara tangkai naik-turun untuk mem-bentuk lengkungan yang diinginkan.
Laburi batu asah dengan oli pemotong atau minyak tanah.

PENGGUNAAN GUNTING
Gunting tangan yang digunakan disesuaikan
dengan bentuk serta bagian yang akan di-
potong.
Posisi tangan dan gunting pada saat pe-
motongan harus diperhatikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Tidak boleh menggunakan gunting dengan
cara dipukul.
2. Jangan sekali-kali memotong baja
bundar diantara pisau gunting.
3. Jangan sekali-kali memperpanjang lengan
gunting.

PENGGUNAAN “DRIFT”
Pendorong pada saat digunakan dipegang
dengan tangan kiri.
Kemudian palu dipukulkan tegak lurus ter-
hadap “Drift”.
Gunakan ukuran “drift” yang sesuai dengan lubang pena pada saat akan mengeluarkan pena.
Diameter ujung “drift” biasanya lebih kecil 0,1 mm dari pada lubang/diameter pena.
Akibat pemukulan ujung dari “drift” suatu saat akan mengembang, untuk memperbaikinya bagian yang mengembang tersebut harus digerinda sekelilingnya.
Janganmenggunakan “drift” untuk memutar sesuatu; sebab bisa terpotong.

PENGGUNAAN “PUNCH”
“Centre punch” atau penitik pada saat digunakan dipegang dengan tangan kiri, kemudian tegakan penitik di atas benda kerja dan pukul dengan pukulan ringan.
Periksa hasilnya, bila sudah tepat, besarkan sesuai kebutuhan.
Apabila penitik tumpul, gerinda ujungnya sesuai dengan sudut puncak yang dikehendaki.
Untukmelubangi karet /kulit digunakan hole punch.
Posisi pada saat membuat lubang sama dengan posisi penggunaan penitik.
Saat punch digunakan untuk melubangi kulit/karet yang berfungsi sebagai “seal”. Gunakan material lunak sebagai landasan, kemudian pukul dengan menggunakan palu bagian pelindung atas.

PENGGUNAAN ALAT PENGELING
Sebelum pemukulan dilakukan, sesuaikan panjang paku keling. Kemudian pukulujung paku keling dengan palu, pemukulan harus tegak lurushingga paku mengisi kelonggaran lubang paku.
Setelah pemukulan selesai, kepala paku keling dibentuk menggunakan alat pengeling.
Alat pengeling dipegang dengan tangan dan tegak lurus dengan permukaan benda kerja, kemudian pukul dengan palu sehingga kepala paku keling terbentuk setengah bola.
Untuk mengeling dengan menggunakan paku keling “pop rivet” harus diperhatikan bahwa diameter paku keling yang digunakan harus sesuai dengan diameter alat pengeling.

PENGGUNAAN PEMOTONG PIPA
Cekam pipa dengan ragum, kemudian kencangkan “pipa cutter” sehingga kedua rol dan pisau menjepit pipa.
Setelah itu “pipa cutter” diputar ke depan satu putaran, kemudian pemotongan ditambah sampai pipa putus.

PENGGUNAAN “EXTRACTOR”
Pada saat melepas bantalan; jagalah agar “extractor” selalu posisi dalam keadaan tegak lurus dan gerakan pelepasan bantalan selalu tegak lurus.
Melepas bantalan dengan hentakan hanya dipakai untuk bantalan-banatalan berukuran kecil.
Penarik hidrolik dengan tangan digunakan untuk melepas bantalan yang mempunyai suaian sesak yang tinggi.
Penarik hidrolik digunakan untuk melepas benda / bantalan yang berukuran besar dan mempunyai suaian sesak.
Sistem hidrolik pada “extractor” harus dibersihkan dan diberi pelumas untuk menghindari rusaknya sistem hidrolik.

SISTEM PELUMASAN
  1. Jenis pelumasan
Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik.
Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibagi menjadi :
a. Pelumasan oli (oil lubrication).
b. Pelumasan gemuk (grease lubrication).
c. Pelumasan padat (solid lubrication).
d. Pelumasan gas (gases lubrication).
Jebis gemuk (grease) yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3-NL, EP1-NL (extreme pressure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna.
Gemuk 2,3-NL adalah gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 1210C dan tidak dianjurka untuk pabrik makanan.
Gemuk EP1-NL dan EP2-NL digunakan untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja sampai 1070C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik makanan.
Pelumas padat adalah pelumas yang dibuat dari material pejal yang dipasang antara permukaan bantalan yang bertujuan untuk mengurangi gesekan. Pemasangannya ada yang berbentuk blok atau berbentuk bubuk yang dilapiskan.
Bahan pelumas padat yang berbentuk bubuk atau lapisan diantaranya : graphite,talc, calcium fluorida dan lain-lainnya.
Bahan pelumas padat berbentuk blok pejal, diantaranya : PTPE (polytetrafluorethyle), nylon, polymide, acetal polyphenylene sulphide, poyurethane.
Gas dapat digunakan sebagai pelumas hampir sama dengan oli. Viskositas dan lapisan pelumas sangat rendah, dengan demikian bantalan dengan gas hydrodynamic kecepatan, bebannya rendah serta celahnya sangat kecil. Oleh karena itu gas bertekanan digunakan dalam bantalan ini agar dapata menerima beban yang agak tinggi.
2. Macam Sistem Pelumasan
1. Pelumasan manual
2. Pelumasan semprot
3. Pelumasan pistol gemuk
4. pelumasan mangkok gemuk
5. pelumasa tetes
6. pelumasan sumbu
7. pelumasan celup
8. pelumasan percikan
9. pelumasan kabut
10. pelumasan pompa mekanik
11. pelumasan sendiri pelumasan sirkulasi
Berdasarkan frekuensinya atau waktu, pelumasan digolongkan menjadi pelumasan :
Pelumasan harian yaitu pelumasan yang dilakukan secara harian sebelum mesin tersebut digunakan.
Pada mesin perkakas dulakukan dengan menggunakan oil gun sejumlah 4 kali langkah.
Untuk mesin Frais ACIERA F4 dapat digunakan minyak pelumas dengan markah Mobil Vactra 2 dengan viskositas kinetik 38 cSt
Untuk pelumasan mingguan, sebagai contoh pelumasan tempat-tempat pada mesin Frais yang dilumasi setiap minggu, dengan menggunakan minyak pelumas Mobil Vactra 2 sejumlah 4 kali langkah oil gun.
Untuk pelumasan dua mngguan, dapat digunakan minyak pelumas Mobil Vactra 2 sejumlah 15 – 20 kali langkah oil gun.
Pada pelumasan tahunan, pelumas yang ada di bak oil diganti setiap tahun dengan jumlah sesuai dengan batas yang telah ditentukan. Minyak pelumas yang digunakan Mobil Vactra 2. 


BAB II
PELUMASAN DAN PELUMASAN

2.1 Minyak Pelumas
Minyak pelumas merupakan pendukung operasi mesin yang sangat penting.
Minyak pelumas berfungsi seperti darah pada tubuh manusia.
Fungsi Munyak Pelumas diantaranya :
* Pencegah gesekan
* Pencegah korosi
* Peredam getaran
* Pemisah elemen-elemen mesin
* Pendingin
*Perapat
* Pembawa kontaminan pada mesin
2.2 Bahan Dasar Minyak Pelumas
Bahan dasar minyak pelumas terdiri dari :
* Minyak dasar mineral
* Minyak dasar hayati
* Minyak dasar sintetis
Minyak pelumas mineral berasal dari tambang minyak, dibuat dengan cara penyulingan. Pada saat ini minyak pelumas dibuat dari bahan mineral.
Untuk masa yang akan datang jika persediaan minyak bumi menipis, pembuatan minyak pelumas akan bergeser ke bahan yang lain, misalnya : minyak sintetis, nabati dan hewani.
Minyak dasar hayati merupakan bahan minyak pelumas yang cukup bagus, namun jumlahnya belum dapat mencukupi kebutuhan minyak pelumas. Minyak pelumas dari bahan dasar hayati berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti jarak, kopra, kelapa sawit dan lain-lainnya, dapat juga berasal dari lemak hewan.
Minyak dasar sintetis, yaitu bahan dasarnya dari bahan-bahan kimia.
Dalam prakteknya minyak dasarnya merupakan minyak hayati atau mineral, bahan tambahannya berasal dari bahan-bahan kimia.
2.3 Sifat-sifat dasar Minyak Pelumas
Sifat-sifat minyak pelumas yang penting dan perlu diketahui antara lain :
1. Viskositas ( Viscosity )
2. Indek viskositas ( Viscocity index )
3. Titik tuang ( Pouring points )
4. Titik nyala ( Flash points )
5. Angka kebasaan ( Total base number or TBN )
2.3.1 Viskositas Minyak Pelumas
Viskositas merupakan sifat pelumas yang penting serta merupakan ukuran ketahanan untuk mengalir.
Sifat ini menentukan kemampuan minyak pelumas dalam suatu bantalan atau elemen yang dilumasi pada beban dan kecepatan tertentu dapat memisahkan secara penuh elemen-elemen yang saling berpasangan.
Viskositas oli hidrolik akan berubah menjadi dua kali jika tekanan dinaikan dari 1 atmosfir hingga 345 bar atau 5000 Psi.

Viskositas minyak pelumas ada dua jenis :
1. Viskositas dinamik (
η) : sebagai perb. Antara tegangan geser yang
terjadi dengan perubahan kecepatan dan perubahan ketebalan
minyak pelumas.
Satuan viskositas dinamik adalah : N.s/m2
1 cP = 1 mili Pascal detik ( 10-3 Pa.s) = 10-3 Ns/m2
1 P = 100 cP = 10-1 N
2. Viskositas Kinematik (n) didefinisikan sebagai perbandingan antara viskositas dinamik dengan massa jenisnya (r).
Satuan viskositas kinematik : Stoke (St).
Satu centi Stoke (1 cSt) ≈ 1 mm2/det
Satu Stoke (1 St) ≈ 10-4 m2/det
Satuan lain dari viskositas adalah : SSU ( Second Saybolt Universal), Redwood Standard, Derajat Engler, Reynold, dan Standar Parlin serta Ford.
Antara satu satuan dengan satuan lain memiliki konstante pambanding.
2.3.2 Indeks Viskositas
Indeks viskositas adalah konstanta yang menunjukan pengaruh temperatur terhadap viskositas.
Indeks viskositas besar artinya pengaruh temperatur terhadap perubahan viskositas rendah ( stabil atau sukar berubah ).
Indeks viskositas rendah artinya pengaruh temperatur terhadap viskositas tinggi (viskositas mudah berubah/ labil).
Indeks viskositas berubah disebabkan pemakaian, kontaminan, additive.
Tabel 2.2 Viskositas Indeks Minyak Pelumas Mesin